Tuesday 30-09-2025

Kolaborasi Energi: ESDM Dorong Kerja Sama Swasta dan Pertamina Tanpa Paksaan

  • Created Sep 30 2025
  • / 592 Read

Kolaborasi Energi: ESDM Dorong Kerja Sama Swasta dan Pertamina Tanpa Paksaan

Isu bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaksa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta membeli BBM dari Pertamina ramai diberitakan dan memunculkan persepsi negatif di sebagian publik. Narasi ini perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Faktanya, langkah ESDM justru bersifat fasilitatif, bukan represif, demi memastikan ketersediaan energi nasional tetap aman dan stabil.

Dirjen Migas ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa pasokan BBM impor melalui Pertamina sudah tersedia di pelabuhan dan dapat segera diserap oleh badan usaha swasta. Negosiasi yang dilakukan antara Pertamina dengan SPBU swasta seperti Shell, BP-AKR, dan lainnya berjalan dengan mekanisme business to business (B2B). Artinya, tidak ada paksaan dari pemerintah, melainkan ruang kolaborasi yang memungkinkan kedua pihak menyepakati harga, volume, serta teknis distribusi sesuai kepentingan masing-masing.

Langkah menyurati yang dilakukan ESDM bukan bentuk tekanan, melainkan monitoring rutin untuk mempercepat proses implementasi. Pemerintah berperan sebagai pengawas agar kepentingan masyarakat luas dalam hal ketersediaan BBM tetap terjamin. Bahkan, bukti nyata bahwa tidak ada pemaksaan terlihat dari fakta bahwa sebagian SPBU swasta sudah sepakat membeli BBM dari Pertamina secara sukarela. Vivo, misalnya, menjadi yang pertama menyerap sebagian besar pasokan, sementara SPBU swasta lain masih menyelesaikan negosiasinya.

Narasi bahwa ESDM “memaksa” justru menyesatkan. Sebab, dalam rapat-rapat resmi, ESDM juga membuka opsi bagi SPBU swasta untuk mengajukan kuota impor mandiri pada 2026. Ini menandakan pemerintah tidak ingin memonopoli pasar, melainkan menjaga keseimbangan antara kebutuhan nasional dan mekanisme perdagangan internasional. Dengan adanya opsi ini, jelas terlihat bahwa peran Pertamina lebih sebagai penyedia alternatif dan mitra strategis, bukan sebagai pihak yang mendikte pasar.

Dari sisi kepentingan nasional, langkah ESDM sangat strategis. Indonesia masih menghadapi tantangan ketergantungan impor energi. Dengan menyinergikan distribusi melalui Pertamina, rantai pasok bisa lebih terkendali dan kualitas bahan bakar lebih terjamin. Swasta tetap diberi ruang leluasa dalam bernegosiasi, sementara pemerintah berfungsi memastikan bahwa kepentingan rakyat, yaitu ketersediaan energi yang aman dan terjangkau, menjadi prioritas utama.

Di tengah dinamika pasar global, kebijakan ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga stabilitas neraca perdagangan. Dengan Pertamina sebagai agregator impor, proses distribusi dapat lebih efisien, sementara swasta tetap bisa menjalankan fungsi bisnisnya tanpa kehilangan otonomi. Mekanisme ini pada akhirnya menciptakan keseimbangan antara kepentingan bisnis swasta dan tanggung jawab negara terhadap rakyatnya.

Penting dicatat bahwa keterlibatan pemerintah tidak bisa disamakan dengan intervensi yang mengekang. Sebaliknya, kehadiran ESDM menjadi jembatan yang menghubungkan kepentingan negara, badan usaha milik negara, dan swasta. Semua langkah dijalankan secara transparan dengan prinsip saling menguntungkan. Hal ini juga ditegaskan oleh pejabat Istana dan Kementerian ESDM yang menolak anggapan adanya kebuntuan atau pemaksaan dalam proses negosiasi.

Pengalaman ini seharusnya dibaca sebagai bukti bahwa pemerintah hadir bukan untuk membatasi, tetapi untuk memastikan ekosistem energi nasional berjalan sehat. Masyarakat pada akhirnya yang akan merasakan manfaatnya berupa ketersediaan BBM di seluruh SPBU, baik milik Pertamina maupun swasta. Ke depan, jika pola kerja sama ini terus diperkuat, maka ketahanan energi nasional akan semakin solid dan tidak mudah goyah oleh gejolak harga maupun pasokan internasional.

Dengan demikian, tudingan bahwa ESDM memaksa SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina adalah narasi yang keliru. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator, Pertamina sebagai penyedia, dan swasta tetap menjadi mitra yang bebas menentukan kesepakatan bisnisnya. Sinergi ini adalah cermin dari semangat kolaborasi, bukan dominasi, yang pada akhirnya menghadirkan kepastian energi bagi masyarakat luas.

Share News


For Add Product Review,You Need To Login First